Tuesday 13 March 2012

Cara Mengatasi Limbah


A. Cara menangani limbah dideskripsikan sesuai dengan sifat dan wujudnya

Berdasarkan sifatnya limbah dapat dibedakan menjadi :

1. Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari sisa kegiatan dan atau proses pengolahan. Contohnya : limbah dari pabrik tapioka yang berupa onggok, limbah dari pabrik gula berupa bagase, limbah dari pabrik pengalengan jamur, limbah dari industri pengolahan unggas, dan lain-lain. Limbah padat dibagi 2, yaitu :

a. Dapat didegradasi, contohnya sampah bahan organik, onggok

b. Tidak dapat didegradasi contoh plastik, kaca, tekstil, potongan logam.


2. Limbah Cair adalah sisa dari proses usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair.
Contohnya antara lain : Limbah dari pabrik tahu dan tempe yang banyak mengandung protein, limbahdari industri pengolahan susu.

3. Limbah gas/asap adalah sisa dari proses usaha dan/atau kegiatan yang berwujud gas/asap.

      Contohnya : limbah dari pabrik semen Proses Pengolahan limbah dapat dilakukan dengan cara :

a. Proses pengolahan secara aerobik :

    Prinsip pengolahan secara aerobik adalah menguraikan secara sempurna senyawa organik yangberasal dari buangan di dalam periode waktu yang relatif singkat. Penguraian dilakukan terutamadilakukan oleh bakteri dan hal ini dipengaruhi oleh :

1.Jumlah sumber nutrien

2.Jumlah oksigen

Contoh dari proses pengolahan limbah secara aerobik antara lain :

a. Lumpur aktif (Activated Sludge)

    Lumpur adalah materi yang tidak larut yang selalu nampak kehadirannya di dalam setiap tahap pengolahan, tersusun oleh serat-serat organik yang kaya akan selulosa dan di dalamnya terhimpun kehidupan mikroorganisme

b. Saringan trickling (Trickling Filter)

    Merupakan suatu bejana yang tersusun oleh lapisan materi kasar, keras dan kedap air. Kegunaannya untuk mengolah air buangan dengan mekanisme aliran air yang jatuh dan mengalir perlahan-lahan melalui lapisan batu untuk kemudian disaring.
Saringan trickling memiliki 3 sistem utama yaitu:
1. Distributor
2. Pengolahan
3. Pengumpul

c. Kolam oksidasi/stabilisasi (Oxidation Ponds)

    Kolam ini tidak memerlukan biaya yang mahal. Terdapat beberapa kolam yang utama digunakan yaitu kolam fakultatif, kolam maturasi, dan kolam anaerob.
kelebihan kolam ini :

1. Beban BOD pada kadar rendah dapat menghasilkan kualitas efluen sehingga 97 %.

2.Alga yang hidup dalam kolam mempunyai potensi sebagai sumber protein yang tinggi dan dapat digunakan untuk perikanan. Ikan dapat dibiakkan dalam kolam maturasi.

3.Kolam pengoksidaan juga dapat digunakan untuk mengolah air sisa industri dan air yang mengandung logam berat.

4.Pengoperasiannya mudah. Kebutuhan pengoperasiannya minimum.
Kekurangan kolam pengoksidaan seperti berikut:

5.Kolam pengoksidaan ini untuk mengalirkan efluen dengan kepekatan suspended solis (SS) dan BOD yang tinggi Pengeluaran bau yang busuk mengganggu penduduk yang tinggal di sekitar kolam ini. Hal ini terjadi jika tidak ada cahaya matahari (ketika hujan dan waktu malam).

6.Untuk membuat kolam pengoksidaan diperlukan kawasan yang luas jika dibandingkan dengansistem konvensional yang lain. Sehingga tidak sesuai jika dibuat di kawasan yang tanahnya mahal.

o Pencernaan aerobik

o Parit oksidasi (Oxidation Ditch) Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional, axidation ditch mempunyai beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit. Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%).

o Karusel

o Perabukan Cairan

   Merupakan suatu proses penanganan limbah organik yang pekat secara aerobik dimana energi yang berasal dari oksidasi limbah dilakukan oleh mikroorganisme dihasilkan pada suhu operasi yang dinaikkan. Naiknya suhu akan menyebabkan : kekentalan padatan total tertinggi menurun (di bawah kondisi aerob), meningkatkan laju reaksi oleh mikroorganisme dan membantu menghasilkan stabilitas bahan organik yang cepat dan detuksi patogen. Keberhasilan proses perabukan cairan ditentukan oleh aerob yang dapat memindahkan oksigen yang cukup untuk memnuhi kebutuhan oksigen dari campuran cairan yang pekat. Proses ini digunakan pada rabuk sapi, babi dan susu.

d. Kontraktor biologik berputar (rotating biological contractor) Analog dengan rotating trickling filter/penyaring menetes berputar. Digunakan antara lain untuk menangani limbah kota, air limbah yang berasal dari industri pengemasan daging, susu dan keju, minuman keras dan anggur, produksi babi dan unggas, pengolahan sayuran dan indutri perekat dan kertas.

b. Proses pengolahan secara anaerobik

Proses pengolahan secara anaerobik terjadi disebabkan oleh adanya aktivitas mikroorganisme pada saat tidak ada oksigen bebas. Senyawa berbentuk anorganik atau organik pekat yang umumnya berasal dari industri sukar atau lambat sekali untuk diolah secara aerobik, maka pengolahan dilakukan secara anaerobik. Hasil akhir pengolahan secara anaerobik adalah CO2 dan CH4. Tahapan yang terjadi dalam
proses anaerobik adalah :

1.Fermentasi dalam stadia asam

2.Regressi dalam stadia asam

3.Fermentasi dalam stadia basa

   Prinsip proses pengolahan secara anaerobik adalah menghilangkan atau mendegradasi bahan karbon organik dalam limbah cair atau sludge. Keuntungan proses secara anaerobik adalah tidak membutuhkan energi untuk aerasi, lumpur atau sludge yang dihasilkan sedikit, polutan yang berupa bahan organik (misalnya : polisakarida, protein dan lemak) hampir semuanya dikonversi ke bentuk gas metan (biogas) yang memiliki nilai kalor cukup tinggi. Sedangkan kelemahan proses pengolahan cara anaerobik adalah pada kemampuan pertumbuhan bakteri metan yang sangat rendah, sehingga membutuhkan waktu yang lebih panjang antara dua sampai lima hari untuk penggandaannya, sehingga diperlukan reaktor yang bervolume cukup besar.

Proses degradasi dalam pengolahan secara anaerobik tersebut dibagi dalam beberapa tahap :

o Hidrolisi molekul organik polimer .

o Fermentasi gula dan asam amino.

o B – oksidasi anaerobik asam lemak rantai panjang dan alkohol.

o Oksidasi anaerobik produk antara seperti asam lemak (kecuali asam asetat).

o Dekarboksilasi asam asetat menjadi metan.

o Oksidasi hidrogen menjadi metan.

   Kecepatan degradasi biopolimer tergantung pada jumlah jenis bakteri yang ada dalam reaktor, efisiensi dalam mengubah substrat dengan kondisi-kondisi waktu tinggal substrat di dalam reaktor, kecepatan alir efluen, temperatur dan pH di dalam bioreaktor. Jika substrat yang mudah larut dominan, reaksi substrat dengan kondisi seperti waktu tinggal substrat di dalam reaktor, kecepatan alir efluen, temperatur dan pH yang terjadi di dalam bioreaktor maka reaksi kecepatan terbatas, akan cenderung membentuk metan dari asam asetat dan dari asam lemak dengan kondisi stabil atau steady state. Faktor lain yang mempengaruhi proses antara lain waktu tinggal atau lamanya substrat berada dalam suatu reaktor sebelum dikeluarkan sebagai sebagai supernatan atau digested sludge (efluen). Minimum waktu tinggal harus lebih besar dari waktu generasi metan sendiri, supaya mikroorganisme didalam reaktor tidak keluar dari reaktor atau wash out.

Penanganan limbah secara anaerobik ada 4 jenis proses, yaitu :

Cara Konvensional
Proses Dua Tahap
Proses Dua Tahap dengan Daur Ulang Padatan
Proses Menggunakan Saringan Anaerobik. Contoh pengolahan secara aerobik antara lain : lagun anaerobik, digester dan filter anaerobik.

1.LIMBAH PADAT

   Ada beberapa tahap, yaitu :

  • Penampungan dalam bak sampah dengan membedakan samaph organik dan anorganik
  • Pengumpulan sampah
  • Pengangkutan sampah
  • Pembuangan dan pengolahan sampah

Ini dia nih gan, metodenya :

a. 3R+R

   § Replace, dengan mengganti/menggunakan barang yang bisa dipakai kembali. Misalnya, dari kantong keresek, beralih ke paperbag

§ Reduce, dengan mengurangi pemakaian barang yang dapat menjadi sampah anorganik. Misalnya, kalo agan beli sampo, sekalian aja yang kemasan gede, jangan yang sachet-an, itumah sama aja bikin sampah makin menggunung

§ Reuse, sama nih gan kaya replace. Intinya dia lebih ke cara, make lagi sampah-sampah yang masih layak pake.

§ Recycle, yang ini pasti agan udah tau. Mendaur ulang sampah untuk dipakai kembali. Sayangnya, ini agak ribet gan. Soalnya, masyarakat kita gak biasa misahin sampah basah sama sampah kering. Kebayang gak kalo sampah-sampah yang ada di TPA kita pisahin saru-satu.

b. Gas Bio

   Spoiler for Bio Gas:

   Merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari proses fermentasi dan pembusukan oleh bakteri [italic]anaerobik[/italic] thd bahan2 organik, meliputi kotoran manusia, kotoran hewan, sisa pertanian, dsbg.
Komposisi gas ini terdiri atas :

o Gas metan

o Karbondioksida

o Nitrogen

o Karbonmonoksida

o Oksigen

o Hidrogen sulfida

c. Insenerator

    Spoiler for Insenerator:

   Adalah alat yang digunakan untuk membakar sampah sedara terkendali dengan menggunakan suhu tinggi. Sampah apaan aja bisa gan, kecuali kaca, logam sama sampah organik.

d. Sanitary Landfill

Ada 3 metode yang digunakan :

1.Metode galian parit

   Spoiler for Trench Method:

   Sampah dibuang ke dalam parit yang sengaja digali memanjang. Sampah ditimbun, dipadatkan dan diratakan. Jika sudah penuh, gali parit lain di tempat lain. Ruginya? MAKAN TANAH 2. Metode Area

sama ama metode 1, cuma bedanya sampah dibuang kedalam lahan yang emang tidak sengaja digali. Kaya rawa yang kering, tanah rendah.

2.LIMBAH CAIR

A. Pengolahan primer
Dilakukan secara fisika :

a. Pengolahan Awal

1. Limbah mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji saring untuk menyaring sampah yang besar agar tidak masuk kedalam proses selanjutnya. Metode ini disebut metode penyaringan

2. Limbah yang telah disaring, disalurkan ke suatu tangki yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang berukuran besar. Caranya dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel2 pasir jatuh ke dasar tangki.

b. Pengolahan Akhir

1. Setelah melalui tahap A, limbah cair dialirkan ke tangki pengendapan. Di tangki ini, limbah cair didiamkan agar aprtikel2 padat yang tersupsensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Endapan tsb membentuk lumpur yang kemudian dipisahkan dari air limbah dan diproses ke tahap selanjtnya. Tahap ini disebut pengendapan 2. Setelah tahap pengendapan dilakukan tahap pengapungan, yaitu untuk menyingkirkan minyak atau lemak dengan menggunakan alat yang menghasilkan gelembung udara kecil (+- 30 – 120 mikron)

Dari ketiga jenis/wujud limbah pertanian, limbah jenis cair yang perlu diketahui sifat-sifatnya supaya penanganannya limbah cair tersebut dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Jadi dalam modul ini hanya dibahas sifat-sifat limbah cair yang dihasilkan dari industri pertanian.

Sifat-sifat limbah cair industri pertanian dibedakan menjadi tiga bagian besar

yaitu :

1. Sifat Fisik

    Penentuan derajat kekotoran air limbah pertanian sangat dipengaruhi oleh adanya sifat fisik yang mudah terlihat. Adapun sifat fisik yang penting adalah kandungan zat padat sebagai efek estetika dan kejernihan serta bau dan warna dan juga temperatur. Jumlah endapan pada contoh air merupakan sisa penguapan dari contoh air limbah pertanian pada suhu 103-1050 C. Beberapa komposisi air limbah akan hilang apabila dilakukan pemanasan secara lambat. Jumlah total endapan terdiri dari benda-benda yang mengendap, terlarut, tercampur. Untuk melakukan pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan mengadakan pemisahan air limbah dengan memperhatikan besar-kecilnya partikel yang terkandung di dalamnya. Dengan mengetahui besar-kecilnya partikel yang terkandung di dalam air akan memudahkan kita dalam memilih teknik pengendapan yang akan diterapkan sesuai dengan partikel yang ada di dalamnya. Air limbah yang mengandung partikel dengan ukuran besar memudahkan proses pengendapan yang berlangsung, sedangkan apabila air limbah tersebut berisikan partikel yang sangat kecil ukurannya akan menyulitkan dalam proses pengendapan, sehingga untuk mengendapkan benda ini haruslah dipilihkan cara pengendapan yang lebih baik dengan teknologi yang sudah barang tentu akan lebih canggih.

Sifat-sifat fisik yang umum diuji pada limbah cair adalah :

1.Nilai pH, keasaman alkalinitas

2.Suhu

3.Warna, bau dan rasa

4.Jumlah padatan

5.Nilai BOD/COD

6.Pencemaran mikroorganisme patogen

7.Kandungan minyak

8.Kandungan logam berat

9.Kandungan bahan radioaktif

2. Sifat Kimia

    Kandungan bahan kimia yang ada di dalam air limbah dapat merugikan lingkungan melalui berbagai cara. Bahan organik terlarut dapat menghabiskan oksigen dalam limbah serta akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap pada penyediaan air bersih. Selain itu, akan lebih berbahaya apabila bahan tersebut merupakan bahan yang beracun. Bahan-bahan organik yang umumnya terkandung pada limbah cair adalah karbohidrat, protein dan lemak.



3. Sifat Biologis.

    Pemeriksaan biologis (mikroorganisme) di dalam limbah cair untuk memisahkan apakah ada bakteri-bakteri patogen dalam limbah cair supaya sebel limbah cair dibuang ke perairan harus dilakukan perlakuan tertentu sampai bakteri-bakteri tersebut mati.

Lembar Kerja

a. Alat-alat :

Pisau – botol-botol kecil – kertas lakmus
Napan – termometer – gelas ukur
Ember kecil – pH-meter a – timbangan

b. Bahan-bahan :

Limbah Kelapa – Air Sungai
Limbah Ikan – Air Limbah Industri
Limbah Padi – Air Selokan
Limbah Ternak Potong – Air Limbah Rumah tangga.

c. Kesehatan dan Keselamatan Kerja :

Sarung tangan
Jas Laboratorium

d. Pelaksanaan :

1. Cara mengklasifikasi jenis limbah pertanian

- Setiap kelompok menyiapkan 1 set alat bahan.

- Klasifikasikan contoh bahan (limbah kelapa) berdasarkan jenis limbah.

- Buatlah klasifikasi menurut tabel petunjuk.

2. Cara mengenali sifat-sifat limbah pertanian

- Setiap kelompok menyediakan 1 set alat dan bahan

- Amati sifat-sifat limbah yang meliputi :

1. pH

Caranya dengan menggunakan pH meter atau kertas lakmus (Cat : air normal pH 6-8).

2. Suhu

Caranya : masukkan termometer skala 1000 C ke dalam contoh limbah dan catatlah hasilnya.

3. Warna

Caranya : Bandingkan dengan air bersih (normal). (Cat : warna berubah misalnya coklat kemerahan, atau kuning kecoklatan).

4. Bau

Caranya : Bandingkan dengan air bersih (normal). (Cat : bau berubah berdasarkan kepekaan manusia.

5. Endapan

Caranya :

a. Ambil 1 liter contoh air limbah, kemudian diamkan selama 1 jam.

b. Endapan limbah yang ada, selanjutnya ditimbang dan dinyatakan dalam milligram per liter air limbah.

Masukkan semua data yang diperoleh ke dalam tabel pengamatan.

Tabel Pengamatan :
Data pengamatan Air bersih Air sungai Air limbah industri Air selokan Air limbah rumah tangga
Suhu
PH
Warna
Bau
Endapan



B. Cara membuat kompos dari limbah murni

Daur Ulang Limbah Organik (Pengomposan)

Pengomposan merupakan proses penguraian senyawa-senyawa yang terkandung dalam sisa-sisa bahan organik (seperti jerami, daun-daunan, sampah rumah tangga dan sebagainya) dengan perlakuan khusus (pelapukan secara alami). Hasil pengomposan inilah yang biasa disebut sebagai pupuk kompos.

Di lingkungan alam terbuka, kompos bisa terjadi dengan sendirinya. Lewat proses alami, rumput dedaunan, dan kotoran hewan serta sampah lainnya lama kelamaan membusuk karena kerjasama antara mikroorganisme dan cuaca.

Proses tersebut bisa dipercepat oleh perlakuan manusia, hingga menghasilkan kompos yang berkualitas baik, dalam jangka waktu tidak terlalu lama. Sebab jika sewaktu-waktu kompos tersebut kita perlukan segera, kita tidak mungkin menunggu kompos dari hasil proses ala yang membutuhkan jangka waktu agak lama itu.

Fungsi Kompos :

Soil Conditioner; berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah, terutama bagi tanah kering dan ladang
Meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air (increase soil water holding capacity)
Soil Ameliorator; berfungsi mempertinggi kemampuan pertukaran kation (KPK) baik pada tanah ladang maupun tanah sawah dan lain-lain.

Bahan organis yang telah terkompos dengan baik, bukan hanya memperkaya bahan makanan tanaman tetapi terutama berperanan besar terhadap perbaikan sifat-sifat tanah, seperti :

mengembailkan kesuburan tanah mellui perbaikan sifat-sifat tanah baik fisik, kemis maupun biologis
mempercepat dan mempermudah penyerapan unsur nitrogen oleh tanaman karena telah diadakan perlakuan khusus sebelumnya
mencegah infeksi yang disebabkan oleh biji-biji tumbuhan pengganggu
dapat disediakan secara mudah, murah dan relatif cepat
bahan organis pada kompos memperbesar daya ikat tanah yang berpasir, sehingga tidak mudah longsor
memperbaiki struktur tanah lempung
bahan organis dalam tanah akan mempertinggi kemampuan pengikatan unsur hara dan penampungan air, sehingga tanah dapat lebih banyak menyediakan air serta makanan bagi tanaman dan dapat mencegah timbulnya banjir
memperbaiki drainage dan tata udara tanah, terutama paa tanah berat. Dengan tata udara tanah yang baik dan kandungan air yang cukup tinggi, maka suhu udara akan lebih stabil.

Maksud Pembuatan Kompos

Mengapa penggunaan kompos begitu penting ?. Ada beberapa alasan yang perlu dikemukakan, yaitu melengkapi kebutuhan bahan organis dari pupuk lain (pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk kimia dan sebagainya). Pertimbangan lain penggunaan kompos, adalah mengingat pemakaian pupuk buatan/kimia memakan biaya besar. Pupuk buatan dapat dihanyutkan air atau menguap ke udara. Tetapi jika kita campur pupuk buatan tersebut dengan sisa tumbuhan atau bahan baku lain yang dikompos, maka pupuk buatan tersebut tidak akan mudah dihanyutkan hujan atau menguap ke udara.

Beberapa petani yang telah berhasil mengatakan bahwa satu sak pupuk buatan dicampur kompos lebih baik dari pada tiga sak pupuk butan tanpa dicampur kompos. Pupuk buatan yang dicampur kompos menjadi kompos menjadi pupuk organis yang diperkaya.

Penggalakan penggunaan kompos, dapat juga dimanfaatkan dari persediaan bahan-bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (jerami, sampah kota dan lain-lain) dalam jumlah banyak. Lalu bagaimana caranya ?. Telah diketahui bahwa C/N tanah-tanah pertanian : 10 – 12. Maka bahan organis yang akan digunakan sebagai pupuk, sebaiknya mempunyai perbandingan C/N yang mendekati C/N tanah. Sedang sisa-sisa tanaman yang masih segar pada umumnya C/N –nya tinggi, jadi belum bisa langsung digunakan sebagai kompos.

Syarat-syarat Keberhasilan Pembuatan Kompos :

a. Susunan Bahan Mentah

Sampai pada batas tertentu, semakin kecil ukuran potongan bahan mentahnya, semakin cepat pula waktu pembusukannya. Ini karena semakin banyak permukaan yang tersedia bagi bakteri pembusuk untuk menyerang dan menghancurkan material-material tersebut.

Untuk mempercepat proses pembusukan, kita dapat mencincang daun-daunan, ranting-ranting dan material organis lainnya dengan tangan.

b. Suhu dan Ketinggian Timbunan Kompos

Penjagaan panas sangat penting dalam pembuatan kompos. Dan satu faktor yang menentukan tingginya suhu adalah tinggi timbunan itu sendiri. Tinggi timbunan yang memenuhi syarat adalah sekitar 1,25 sampai 2 meter. Ini akan memenuhi penjagaan panas dan kebutuhan akan udara. Pada waktu proses pembusukan berlangsung, pada timbunan material yang tingginya 1,5 meter akan menurun sampai kira-kira setinggi 1 atau 1,25 meter.

c. Pengaruh Nitrogen ( N )

Timbunan yang ber-Nitrogen terlalu sedikit (zat yang dibutuhkan bakteri penghancur untuk berbiak) tidak akan menghasilkan panas untuk membusukkan material dengan cepat. Tetapi, kadar karbon/nitrogen (C/N) yang tinggi bisa menyebabkan timbunan itu membusuk pelan-pelan lewat kerja zat-zat organis suhu rendah (kebanyakan jamur)

d. Kelembaban

Timbunan kompos harus selalu lembab, tapi kita perlu menjaganya supaya tidak sampai becek. Karena kelebihan air akan mengkibatkan volume udara jadi berkurang. Semakin basah timbunan itu, makin sering pula kita harus mengaduknya untuk menjaga dan mencegah pembiakan bakteri an-aerobik.

e. Bak Penampungan

Bak penampungan berfungsi sebagai menampung bahan kompos untuk diproses sekaligus untuk membolak-balik agar tercampur dan proses pembusukan berlangsung merata.

f. Pengadukan

Tujuan dari proses pengadukan kompos :

memasukkan sejumlah oksigen untuk tetap berlangsungnya proses pembusukan

mengeringkan bahan apabila timbunan terlampau basah, mencegah timbulnya bakteri an-aerobik

Untuk menyusun kembali bahan yang sedang dalam proses pembusukan. Bagian luar yang kurang busuk kita pindah ketengah timbunan hingga bakteri suhu tinggi akan mulai bekerja lagi. Timbunan akan kembali menjadi panas dengan lebih cepat, dan ketika suhu menurun lagi, proses pengomposan telah selesai dan kompos siap dipakai.

C. Cara mmbuat kertas daur ulang

Alat dan Bahan yang dibutuhkan untuk membuat kertas daur ulang

kertas
blender
baskom
spon
meja
kain
screen
papan dan alat pemberat

Cara Membuat

Robek kecil-keil kertas bekas dan rendam didalam air selama 1 hari
Blender kertas sampai menjadi bubur ( halus)
Tuangkan kedalam Baskom yang berisi air dan diaduk
Letakan Spons di atas meja, lalu taruh kain yang sudah dibasahi diatasnya
Saring campuran (jangan terlalu tebal) di baskom memakai screen sablon
Letakan diatas spons yang sudah dilapisi kain dengan posisi terbalik, gosok sedikit screennya dan angkat dengan hati-hati
Tutup dengan kain yang sudah dibasahi. tambah satu lapis lagi kain basah, ulangi langkah 5 dan 6
Sesudah beberapa lapis press dengan menaruh papan besar diatasnya dan beri pemberat (Batako atau Batu)
biarkan selama sekitar1 jam agar airnya berkurang. sebelum diangkat pastikan sudah cukup kering. angkat sepasang demi sepasang dan jemur ditempat yang panas. lalu setrika sepasang demi sepasang kemudian buka kainnya pelan-pelan.

Jika anda ingin membuat atau corak khusus, cobalah beberapa proses di bawah ini.

Proses tempelan. Sebelum anda menutup campuran bubur kertas dengan kain yang sudah dibasah, tempelkan bunga, rumput atau daun-daun kecil diatasnya.
Proses Campuran. Ketika memblender kertas, tambahkan bunga, rumput atau bahan alami lainnya yang akan memberikan warna dan pola khusus.
Proses Press. Ketika sedang mengepress kertasnya, taruhlah daun atau sesuatu yang bermotif bagus. taruhlah papan diatasnya dan beri pemberat.

Contoh barang yang bisa dibuat dengan kertas Daur Ulang.

Kertas untuk menggambar karya seni
Pembungkus buku, tempat pensil, dan lain-lain
Undangan, amplop, map, dll . kertas daur ulang juga bagus sekali untuk ditempel diatas karya-karya yang bisa anda bikin dari karton.
kotak pensil + bingkai photo
kotak kado

Dan jika anda ingin memberi warna pada kertas daur ulang memakai bahan alami untuk mewarnai kertas daur ulang tersebut anda bisa memakai beberapa bahan yang bisa dipakai untuk memberi warna tersebut. diantaranya :Kunyit, Daun Jati, Daun pandan Wangi, Gambir, Pacar Cina, Nila.

Kunyit : Kalau kita parut dan disaring akan menghasikan warna kuning.

Daun Jati : Kalau diparut dan disaring akan menhasilkan warna merah

Daun Pandan Wangi : Kalau kita parut dan disaring akan menghasikan warna hijau

Gambir : Kalau kita parut dan disaring akan menghasikan warna hitam

Pacar Cina : Kalau kita parut dan disaring akan menghasikan warna merah muda

Nila : Kalau kita parut dan disaring akan menghasikan warna biru


D. Model penanganan limbah berdasarkan hasil studi di lingkungan sekolah.

Limbah padat bila akan dimanfaatkan misalnya untuk pembuatan kompos, biogas, makanan ternak dan lain-lain biasanya secara fisik diolah dulu. Pengolahan limbah padat secara fisik yang biasanya digunakan adalah :

Ø Pengecilan ukuran dengan cara memotong kecil-kecil limbah padat tersebut sesuai kebutuhan. Tujuan pengecilan ukuran ini untuk mengurangi volume limbah yang ada.

Ø Pemadatan dengan cara pengepresan, tujuannya untuk mengurangi volume juga.

Dalam modul ini kegiatan yang akan dilakukan adalah pengolahan limbah padat secara fisik yaitu : pemilahan, pengecilan ukuran dan pengepresan.

No comments:

Post a Comment